Refleksi teologis... Pdt. Diolina M.A Ohoiwirin, S.Si Teol
Inti kesaksian Alkitab adalah bahwa Allah satu-satunya sumber keselamatan, sebagaimana disaksikan bahwa”Perkataan ini benar dan patut diterima sepenunhnya : Yesus Kristus datang kedunia untuk menyelamatkan orang berdosa ,….”(1 Tim. 1:15). Demikian juga bahwa Dia-lah yang memanggil, memilih serta mengikat perjanjian dengan bangsa Israel (bnd. panggilan Abraham, Kej 12:1-3) dan melalui Israel semua bangsa atau umat manusia mendapat berkat.
Sejarah menyatakan bahwa walaupun Israel dipilih menjadi umat-Nya, namun Israel gagal dalam menjalankan panggilannya sehingga Allah menghukum mereka dengan adanya pembuangan ke Asyur (kerajaan Israel Utara) maupun Babel (kerajaan Israel selatan). Setelah pembuangan itu, mereka diampuni atas dasar kasih Allah, Yesaya 48:9,”Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karen kemasyuran-Ku Aku mengasihi engkau sehingga, Aku tidak melenyapkan engkau ”. Ini berarti, kesalahan Israel tidak dapat dihapuskan dengan pembebasan politik saja, tetapi memerlukan seorang Hamba Tuhan yang menderita dan menanggung dosa-dosa Israel dan dosa-dosa semua umat manusia. Tindakan dari pihak Allah lewat seorang Hamba Tuhan yang menyelamatkan Israel dan seluruh umat manusia inilah yang disebut Anugerah keselamatan, yaitu pemberian karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata” (Tit 2:11), “Oleh kasih karunia kamu diselamatkan”(Ef 2:8).
Kenyataan ini membuktikan bahwa pada dasarnya manusia tidak dapat
mengerjakan keselamatan bagi dirinya sendiri, hanya Allah yang sanggup menyelamatkan manusia secara sempurna: jasmani maupun rohani itulah sebabnya, keselamatan telah disediakan bagi orang percaya, mengakui dan menyesali dosa-dosanya serta taat pada perintah-Nya,”Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya”(Ibr 5:9).
Keselamatan pada hakekatnya menggambarkan tindakan Allah yng membebaskan manusia dari dosa dan maut Allah telah menyelamatkan manusia dari dosa, penghukuman dan kebinasaan. Keselamatan itu tidak saja terbatas pada segi rohani saja, tetapi mencakup juga segi jasmani. Dengan demikian, keselamatan itu bersifat holistik(utuh). Waktu Allah menyelamatkan Israel dari musuh-musuhnya, penyelamatan itu di satu pihak bersifat politik dan militer. Namun yang menyelamatkan Israel adalah Allah. Tindakan penyelamatan Allah membuktikan kasih-Nya, Kuasan-Nya dan kesetiaan-Nya yang bersifat utuh, meliputi segenap hidup Israel sesuai janji-Nya.
Dalam pelayanan Yesus, ketika menyembuhkan orang-orang, penyembuhan itu nampaknya jasmani, tetapi penyembuhan jasmani itu selalu dimaksudkan sebagai kehadiran kerajaan Allah yang mengikuti sertakan penyembuhan rohani (bnd. Orang lumpuh disembuhkan : secara fisik maupun rohani, dosanya diampuni, (Mrk 12:1-12)
Sebaliknya, keselamatan yang dikerjakan Allah dalam Yesus Kristus melingkupi kehidupan masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang . Jadi, keselamatan dalam Perjanjian Baru merupakan perwujudan dari janji keselamatan yang dinubuatkan para nabi Perjanjian Lama yang berhubungan dengan datangnya seorang Mesias.
Keselamatan berasal dari Allah (Yunus 2:9; Kis 4:12; Mzr 98:3), di mana Allah telah menyelamatkan manusia dari dosa (Mat 1:21; Luk 1:11), penghukuman(Yoh 3:17; 12;47), kebinasaan ( 1 Kor 1:18) dan maut (Yoh 5:20; Luk 6:19). Itu berarti keselamatan telah ada dan hadir dalam kehidupan manusia yang menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat melalui Injil. Karena “Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya …sebab didalamnya nyata kebenaran Allah …” (Rm 1:16,17 bnd 1 Kor 15:2; Kis 10:17). Dengan demikian, keselamatan itu menunjuk pada hidup yang berhubungan secara baru dengan Allah. “…Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam kerajaan-Nya di sorga…”( 2 Tim 4:18).
Berdasarkan keselamatan yang telah dikerjakan Allah dalam Kristus, maka manusia harus memberi respon terhadap keselamatan itu dengan imannya. Sebab iman menghantarkan kita untuk percaya dan taat akan janji-janji Tuhan lewat Alkitab (Rm 15:4; Ibr 11:1,2). Oleh karena iman kita diselamatkan, dibenarkan, memperoleh pengampunan dan memperoleh hidup yang baru bersama Kristus. Dengan demikian, atas dasar iman itu manusia memiliki pengharapan dalam Yesus akan janji keselamatan-Nya di masa depan. Iman ini bukanlah iman yang kosong, melainkan iman yang dinyatakan lewat perbuatan. Karena iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.(Yak 2:17,18,20,22; Yoh 3:17; Tit 2:4). Perbuatan-perbuatan yang dimaksudkan adalah perbuatan-perbuatan yang berdasarkan kasih, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia(Ul 6:5; Mat 22:37), Agar keselamatan Allah bermakna dalam kehidupan orang percaya, maka manusia harus beriman dan percaya bahwa Dia satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:6). Sebab di luar Kristus kita tidak dapat berbuat apa-apa,(Yoh 15:5) secara khusus keselamatan. Yesus Kristus telah mati untuk kita yang seharusnya mati karena dosa-dosa kita, namun oleh kasih-Nya telah menebus kita. Manusia yang seharusnya menerima kutuk, namun Kristus telah menjadi kutuk karena kita. Kita yang seharusnya binasa oleh murka Allah, namun Yesus Kristus sebagai korban yang dipersembahkan ganti kita sehingga hubungan dengan Allah dipulihkan kembali dan kita menjadi milik Allah.:”…yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang” (1 Tes 1:10).
Selain pribadi yang harus memberi tanggapan terhadap keselamatan, gereja dipanggil juga untuk menyampaikan berita keselamatan kepada setiap orang. Karena Tuhan datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Gereja dipanggil juga untuk melayani Tuhan, mengasihi, beribadah dan memuji serta membesarkan nama-Nya, bahkan perbuatan-perbuatan ajaib-Nya.
Keselamatan itu didapati di dalam pekerjaan Kristus yang sudah bangkit, sebab segala kuasa dikaruniakan kepadanya, baik yang di sorga, maupun yang di bumi (Mat 28:18). Barangsiapa yng mengalami keselamatan yang kekal, ia di dorong untuk menyaksikan keselamatan itu kepada sesamanya manusia “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”(Rm 10:10). Dan juga disaksikan dalam Roma 5:9,10, bahwa “…karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah . Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!.”
thank's and Godbless, evrybody recieve Him in Your deept heart
BalasHapus